Sahabat referensi, sudah tidak asing lagi tentunya dengan salah satu warung makan dari kota Tegal ini. Iya selain harga menunya yang terjangkau tentunya warung makan ini sangat mudah dijumpai hampir diseluruh ibu kota.
Tidak ada salahnya jika kita yang sering makan diwarung tegal, sedikit mengenal tentang Warung Tegal ini.
Warung Tegal adalah salah satu jenis usaha gastronomi yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Biasa juga disingkat Warteg.
Nama ini seolah sudah menjadi istilah generik untuk warung makan kelas menengah ke bawah di pinggir jalan, baik yang berada di kota Tegal maupun di tempat lain, baik yang dikelola oleh orang asal Tegal maupun dari daerah lain. Warung tegal pada awalnya banyak dikelola oleh masyarakat dari dua desa di Kabupaten Tegal dan satu desa di Kota Tegal yaitu warga desa Sidapurna, Sidakaton Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal & Krandon. Mereka mengelola warung tegal secara bergiliran (antar keluarga dalam satu ikatan famili) setiap 3 s/d 4 bulan.
Yang tidak mendapat giliran mengelola warung biasanya bertani di kampung halamannya. Pengelola warung tegal di Jakarta yang asli orang Tegal biasanya tergabung dalam Koperasi Warung Tegal, yang populer dengan singkatan Kowarteg. Kowarteg hingga saat ini masih diketuai oleh Sastoro.
Hidangan-hidangan di warteg pada umumnya bersifat sederhana dan tidak memerlukan peralatan dapur yang sangat lengkap. Nasi goreng dan mi instan hampir selalu dapat ditemui, demikian pula makanan ringan seperti pisang goreng, minuman seperti kopi, teh dan minuman ringan. Beberapa warung tegal khusus menghidangkan beberapa jenis makanan, seperti sate tegal, gulai dan minuman khas Tegal teh poci.
Meski banyak yang sukses dan bisa memperbaiki taraf hidupnya dengan membuka Warteg di Jakarta tapi tidak sedikit pengusaha Warteg yang gagal dan akhirnya bangkrut dan terpaksa pulang ke kampung halaman. Bahkan karena biasanya modal para pengusaha Warteg adalah pinjaman dari bank dengan jaminan rumah, tanah, atau sawah milik mereka maka bila Warteg milik mereka bangkrut banyak dari mereka yang akhirnya rumahnya disita.
Warteg jumlahnya ada lebih dari 34.000 warung di Jabodetabek.[1] Di Tegal banyak terdapat rumah megah seperti istana milik pengusaha warteg.
Awal berdiri Warmo ini karena kaka beradik asal Sidakaton Tegal yang mulanya bekerja sebagai tukang becak saat pertama datang ke Jakarta. Lalu akhirnya mencoba membuka warung nasi kecil-kecilan dan ternyata laku hingga saat ini Sebelum taun 1970, Warmo ini lokasinya bukan di Tebet lho melainkan di Roxy dan Jatinegara.
BalasHapus